Kau.....memang mengagumkan
Dengan koran di tangan, menungguku di teras rumah. Serambi sesekali
melirik ke handphone yang kau letakkan di meja sebelah. Menggerutu pada waktu,
yang terasa semakin kejam atas kecepatannya memutarkan jarumnya. Menunjukkan bahwa
malam semakin larut..
Meskipun udara sangat dingin menusuk kulitmu yang tak lagi
muda, kau tak gentar untuk menungguku. Suara lembut ibu yang mengajakmu
menunggu di dalam pun, tak kau hiraukan...
Dan saat aku datang dengan jas hujan membungkus badan dan
motorku, kau berdiri, dengan cepat melipat koran, dengan wajah setengah marah
padaku..
Tapi kutahu, sebenarnya kau lega...dan kau tersenyum dalam
hatimu...meskipun tak kau tunjukkan padaku. Karena itulah dirimu. Sebagai gantinya
kau hanya bertanya “sudah makan apa belum?”
Dan saat kusiap di tempat tidurku, kulihat senyum
malu-malumu mengintip melalui pintu kamarku. Tapi kau tak berkata apapun, hanya
bertanya tentang apa saja kegiatanku esok hari.
Kau....orang yang paling kubenci, tapi kau juga....orang
yang paling kucinta, kukagumi dan kubutuhkan dalam hidupku...
benci rasanya saat mengetahui aku masih putri kecil di matamu
dan tingkahmu yang sering secara tiba-tiba mencium atau mencubit pipiku, tapi dengan wajah sebal aku selalu menghapusnya dengan tanganku :)
saat kau marah dan aku menangis, ibu yang datang menghiburku, tapi ku tahu kau berdiri di depan kamarku atau duduk di ranjang kamarmu dengan menahan sakit karena melihatku menangis.
saat ku meminta dibelikan barang yang sama seperti milik temanku dan kau tak mampu membelikannya, kutahu kau menangis dalam hati dan berkata "besok nak, besok ayah janji akan belikan untukmu"
dan saat usia ku beranjak remaja, dan teman-teman sebayaku sudah memiliki pacar, kutahu kau takut. takut jika ada yang ingin menjadi pacarku, namun ia tak cukup mampu untuk menjaga putri kecilmu ini, seperti kau menjagaku. tapi ketakutan itu tak mampu kau tunjukkan, dan yang bisa kau tunjukkan adalah sikap over protectif yang menyebalkan..
saat aku memilih perguruan tinggi impian ku, seakan kau berusaha setengah mati mencegahku untuk memilih perguruan di kota yang berbeda denganmu, dengan segala alasan, kau bilang padaku untuk kuliah di Semarang saja, kota kelahiranku, kota yang sama denganmu... meskipun aku sangat membenci keinginanmu, namun aku tau kau takut, Ayah. kau takut sekali jauh dariku....
“kau mungkin telah kehilangan waktu, tapi kau tak
pernah kehilangan cintanya” – Tia Setiawati Priatna
" kurasa ku terlalu sibuk mendewasakan diri,
tapi kau , ku tahu kau sepenuhnya percaya padaku" - Tia Setiawati Priatna
meskipun kutahu kau selalu khawatir saat ku jauh dari jangkauan tanganmu, tapi kau sadar kau tak mampu menahanku. dan kau sadar tak selamanya aku bergelayut di bahumu, tak selamanya ku bersandar dan berlindung di balik punggungmu.
cepat atau lambat, aku akan semakin bertumbuh dan akan terlepas dari tanganmu
dan yang kau bisa hanyalah menunggu dan menungguku pulang dari "dunia luarku".
dan kau tak pernah lelah menunggu
Ayah, aku sadar, betapapun nantinya jika ada lelaki yang kucintai dengan seumur hidupku, kau tetap yang terbaik bagiku... tidak ada yang mampu menandingi kasih sayangmu padaku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar